Perhatikan Dirimu, Kalau Punya Kebiasaan Dan Sifat Ini Dapat Jadi Ada Duduk Perkara Mental Di Dalam Diri Kamu
Orang yang mekepunyaani problem pada mentalnya acapkali merasa dirinya baik-baik aja. Hal itu ada benarnya juga, sih. Terlebih lagi, kecenderungan menyerupai itu sesungguhnya dapat menjadi sebuah kesalahan besar.
Merasa diri baik-baik saja, tapi sepetunjuk tidak sadar terus terseret menuju gangguan kepribadian yang bahkan berpotensi mengarah pada gangguan jiwa. Bisa kau bayangkan itu?
Gangguan pada kepribadian sendiri biasanya tercipta dari kejadian-kejadian masa lampau yang jadinya menjadikan perubahan sikap. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, bisa-bisa problem itu akan mendarah daging dan menjadi tabiat yang sulit dihilangkan.
Akibatnya pun dapat fatal. Misalnya, menganggu dirimu dalam bersosialisasi, rencana karier, dan kekerabatan dengan pasangan.
Tapi kali ini, kita nggak akan mempelajari gejala gangguan mental menyerupai depresi atau hal lainnya, melainkan sifat atau kebiasaan yang cenderung terlihat normal dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apa-apa aja sih sifat atau kebiasaan yang dimaksud? Yuk, kita intip!
Setiap orang mekepunyaani perasaan was was, dan itu hal yang alamiah. Tapi, segala hal yang berlebihan niscaya tidak baik. Takut yang berlebihan akan suatu hal atau seseorang dapat menjadikan gangguan kepribadian yang sering kita dengar dengan sebutan paranoid.
Takut di sini bukan alasannya setan atau sejenisnya, namun tindakan ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya mekepunyaani motif jahat.
Mereka yang paranoid mekepunyaani kecenderungan enggan memercayai orang lain. Mereka juga cenderung suka menyalahkan orang lain serta menyimpan dendam, meskipun kesalahan ada pada diri mereka.
Semua orang niscaya pernah mengalami situasi dimana ia malas betul melaksanakan acara apapun. Hal ini juga masuk akal dan merupakan salah satu “sifat natural” manusia, terpenting lagi bila batas tidak sehat yang dirasakan sudah mencapai batas maksimalnya.
Tapi faktanya, terlalu sering merasa malas justru salah satu tanda kau lagi mengalami problem mental, loh. Rasa malas timbul alasannya hilangnya motivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu hal. Dan itu dapat menjadi kabar jelek bila terus berlanjut, alasannya akan merusak kinerjamu dalam segala aspek kehidupan.
Bayangin aja, rasa malas itu menjadikan orang ogah-ogahan melaksanakan tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Karena rasa malas pula, seseorang seringkali berakhir tidak produktif, tubuh terasa lesu, semangat dan gairah menurun.
Sebagian orang mungkin menerka sifat perfeksionis ialah suatu kelebihan, alasannya biasanya kebiasaan selalu memerhatikan detail dan sulit menolerir kesalahan menciptakan sang perfeksionis dapat menjadi andalan dalam banyak hal atau pekerjaan.
Tapi ternyata, perfeksionis itu dapat menjadi salah satu gangguan kepribadian yang biasa disebut Obsessive Compulsive. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada kesempurnaan.
Penderita gangguan ini biasanya mekepunyaani kecenderungan harus melaksanakan segalanya dengan benar (sesuai pandangan pribadinya), tapi jadinya malah lebih sering memprovokasi produktivitas mereka. Sifat terlalu perfeksionis cenderung menciptakan seseorang terjebak dalam hal yang terlalu mendetail, namun kehilangan gambaran yang lebih besar.
Dan mereka juga sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
Suasana hati yang sering berubah-ubah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan moody-an juga ternyata dapat menjadi salah satu tanda bahwa kita mengalami gangguan kepribadian loh.
Hmmm, sebutan ilmiah buat gangguan kepribadian ini ialah Borderline personality. Hal ini mengambarkan adanya ketidakstabilan dalam suatu hubungan, mood, dan gambaran diri (self-image).
Borderline dapat diartikan sebagai ambang. Dikatakan ambang alasannya memang diketahui para penderitanya berada pada “ambang” psikosis atau kelainan jiwa. Penderita gangguan ini juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka kepunyaani. Dan biasanya, hal ini terjadi justru pada orang di atas usia 18 tahun.
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma ialah salah satu gangguan kejiwaan yang dapat menciptakan sifat seseorang berubah drastis dalam waktu singkat, atau dalam kurun waktu yang cukup usang dari peristiwa yang membuatnya trauma.
Contoh peristiwa traumatis yang dapat memunculkan gangguan ini ialah kecelakaan kemudian lintas, tragedi alam, tindak kejahatan menyerupai pelecehan seksual atau perampokan, atau syok akhir ditinggal orang yang disayanginya. 30%-35% orang yang mengalami peristiwa traumatis diperkirakan mengalami gangguan ini juga.
Ketika dirimu menemukan hal-hal yang dijelaskan di atas, entah untuk dirimu sendiri atau orang lain, harus di hindari ragu untuk konsultasi kepada terapis ataupun psikolog untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Dengan melaksanakan itu juga, setidaknya kau dapat mengurangi kemungkinan kondisi gangguannya bertambah parah.
Berceritalah kepada orang yang tepat atau Konsultasikan ke pakarnya biar hati kau tidak menanggung beban yang terlalu berat. Mungkin beberapa sifat negatif terbentuk alasannya luka masa kemudian dan akan berangsur hilang kalau kau segera mencari solusinya.
Merasa diri baik-baik saja, tapi sepetunjuk tidak sadar terus terseret menuju gangguan kepribadian yang bahkan berpotensi mengarah pada gangguan jiwa. Bisa kau bayangkan itu?
Gangguan pada kepribadian sendiri biasanya tercipta dari kejadian-kejadian masa lampau yang jadinya menjadikan perubahan sikap. Jika dibiarkan dalam jangka panjang, bisa-bisa problem itu akan mendarah daging dan menjadi tabiat yang sulit dihilangkan.
Akibatnya pun dapat fatal. Misalnya, menganggu dirimu dalam bersosialisasi, rencana karier, dan kekerabatan dengan pasangan.
Tapi kali ini, kita nggak akan mempelajari gejala gangguan mental menyerupai depresi atau hal lainnya, melainkan sifat atau kebiasaan yang cenderung terlihat normal dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apa-apa aja sih sifat atau kebiasaan yang dimaksud? Yuk, kita intip!
1. Takut Berlebihan Bisa Menjurus Ke Paranoid
Setiap orang mekepunyaani perasaan was was, dan itu hal yang alamiah. Tapi, segala hal yang berlebihan niscaya tidak baik. Takut yang berlebihan akan suatu hal atau seseorang dapat menjadikan gangguan kepribadian yang sering kita dengar dengan sebutan paranoid.
Takut di sini bukan alasannya setan atau sejenisnya, namun tindakan ketidakpercayaan kepada orang lain dan kecurigaan berlebih bahwa orang di sekitarnya mekepunyaani motif jahat.
Mereka yang paranoid mekepunyaani kecenderungan enggan memercayai orang lain. Mereka juga cenderung suka menyalahkan orang lain serta menyimpan dendam, meskipun kesalahan ada pada diri mereka.
2. Suka Malas-malasan? Bisa Kaprikornus Tanda Gangguan Mental
Semua orang niscaya pernah mengalami situasi dimana ia malas betul melaksanakan acara apapun. Hal ini juga masuk akal dan merupakan salah satu “sifat natural” manusia, terpenting lagi bila batas tidak sehat yang dirasakan sudah mencapai batas maksimalnya.
Tapi faktanya, terlalu sering merasa malas justru salah satu tanda kau lagi mengalami problem mental, loh. Rasa malas timbul alasannya hilangnya motivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu hal. Dan itu dapat menjadi kabar jelek bila terus berlanjut, alasannya akan merusak kinerjamu dalam segala aspek kehidupan.
Bayangin aja, rasa malas itu menjadikan orang ogah-ogahan melaksanakan tugas, tidak disiplin, tidak tekun, suka menunda sesuatu, dan mengalihkan diri dari kewajiban. Karena rasa malas pula, seseorang seringkali berakhir tidak produktif, tubuh terasa lesu, semangat dan gairah menurun.
3. Super Duper Perfeksionis
Sebagian orang mungkin menerka sifat perfeksionis ialah suatu kelebihan, alasannya biasanya kebiasaan selalu memerhatikan detail dan sulit menolerir kesalahan menciptakan sang perfeksionis dapat menjadi andalan dalam banyak hal atau pekerjaan.
Tapi ternyata, perfeksionis itu dapat menjadi salah satu gangguan kepribadian yang biasa disebut Obsessive Compulsive. Orang dengan gangguan kepribadian obsesif-kompulsif terlalu fokus pada kesempurnaan.
Penderita gangguan ini biasanya mekepunyaani kecenderungan harus melaksanakan segalanya dengan benar (sesuai pandangan pribadinya), tapi jadinya malah lebih sering memprovokasi produktivitas mereka. Sifat terlalu perfeksionis cenderung menciptakan seseorang terjebak dalam hal yang terlalu mendetail, namun kehilangan gambaran yang lebih besar.
Dan mereka juga sering mengalami kesulitan mengekspresikan emosi.
4. Hati-hati Buat Kamu yang Moody-an
Suasana hati yang sering berubah-ubah atau yang biasa kita kenal dengan sebutan moody-an juga ternyata dapat menjadi salah satu tanda bahwa kita mengalami gangguan kepribadian loh.
Hmmm, sebutan ilmiah buat gangguan kepribadian ini ialah Borderline personality. Hal ini mengambarkan adanya ketidakstabilan dalam suatu hubungan, mood, dan gambaran diri (self-image).
Borderline dapat diartikan sebagai ambang. Dikatakan ambang alasannya memang diketahui para penderitanya berada pada “ambang” psikosis atau kelainan jiwa. Penderita gangguan ini juga mengalami kesulitan dalam mengendalikan emosi yang mereka kepunyaani. Dan biasanya, hal ini terjadi justru pada orang di atas usia 18 tahun.
5. Sering Insomnia? Bisa Kaprikornus Kamu PTSD
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD) atau gangguan stres pascatrauma ialah salah satu gangguan kejiwaan yang dapat menciptakan sifat seseorang berubah drastis dalam waktu singkat, atau dalam kurun waktu yang cukup usang dari peristiwa yang membuatnya trauma.
Contoh peristiwa traumatis yang dapat memunculkan gangguan ini ialah kecelakaan kemudian lintas, tragedi alam, tindak kejahatan menyerupai pelecehan seksual atau perampokan, atau syok akhir ditinggal orang yang disayanginya. 30%-35% orang yang mengalami peristiwa traumatis diperkirakan mengalami gangguan ini juga.
Ketika dirimu menemukan hal-hal yang dijelaskan di atas, entah untuk dirimu sendiri atau orang lain, harus di hindari ragu untuk konsultasi kepada terapis ataupun psikolog untuk mengatasi gangguan yang terjadi. Dengan melaksanakan itu juga, setidaknya kau dapat mengurangi kemungkinan kondisi gangguannya bertambah parah.
Berceritalah kepada orang yang tepat atau Konsultasikan ke pakarnya biar hati kau tidak menanggung beban yang terlalu berat. Mungkin beberapa sifat negatif terbentuk alasannya luka masa kemudian dan akan berangsur hilang kalau kau segera mencari solusinya.
Belum ada Komentar untuk "Perhatikan Dirimu, Kalau Punya Kebiasaan Dan Sifat Ini Dapat Jadi Ada Duduk Perkara Mental Di Dalam Diri Kamu"
Posting Komentar