Fenomena Optis Halo Matahari – Penyebab & Prosesnya
Fenomena optis yang beberapa kali terjadi di Indonesia yakni halo matahari. Fenomena alam ini merupakan salah satu dari banyak sekali fenomena visual langka akhir pembiasan cahaya yang timbul di alam. Kejadian tersebut antara lain fenomena matahari kembar, fenomena bulan kembar, halo bulan, gerhana matahari, gerhana bulan dan lainnya.
Sedangkan fenomena alam yang teorinya nyaris serupa dan mungkin sering kita temui, salah satunya yaitu pelangi.
Pengertian Halo Matahari
Halo matahari yakni fenomena optis berupa lingkaran cahaya di sekitar matahari. Matahari seperti dilingkari oleh suatu cincin cahaya yang seperti dengan pancaran lampu.
Fenomena ini tidak hanya terjadi pada sinar matahari, tetapi juga terjadi pada cahaya bulan, lampu penerangan serta cahaya permukaan bumi.
Penyebab Halo Pada Matahari
Fenomena halo matahari merupakan fenomena langka yang jarang terjadi. Kejadian alam optis ini terjadi akibat dari pantulan atau pembiasan cahaya matahari itu sendiri.
Pada lazimnya fenomena cincin matahari disebabkan oleh adanya kristal es pada awan cirrus yang dingin dan berada pada ketinggian 5 sampai 10 km di atas lapisan troposfer. Lapisan troposfer adalah lapisan atmosfer terendah yang mempunyai ketebalan sampai 10 km di atas permukaan laut.
Proses Terjadi
Fenomena alam langka ini terjadi balasan beberapa proses pembiasan cahaya yang berhubungan dengan adanya kristal es pada awan cirrus. Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang menjadikan cincin matahari terjadi, antara lain:
- Sinar Matahari – Kejadian alam berupa cincin di sekitar matahari diawali oleh adanya sinar matahari selaku sumber cahaya.
- Refleksi Sinar Matahari – Cahaya matahari yang perihal awan cirrus akan direfleksikan atau dibiaskan oleh kristal-kristal es yang berupa batang atau prisma.
- Sinar Matahari Pecah Menjadi Beberapa Warna – Cahaya matahari yang dibiaskan tersebut akan pecah menjadi beberapa warna akhir efek dispersi udara, proses ini seperti dengan proses terjadinya pelangi.
- Pantulan Pecahan Sinar – Cahaya matahari yang telah pecah menjadi beberapa warna tersebut dipantulkan ke arah tertentu di sekitar matahari sehingga menyerupai cincin yang bercahaya.
Selain karena faktor kristal es pada awan cirrus, halo juga dapat disebabkan oleh debu-debu berlian dikala cuaca masbodoh. Sehingga, fenomena halo atau cincin matahari juga dapat digunakan untuk meramalkan keadaan cuaca.
Dampak Cincin Matahari
Halo matahari yaitu fenomena optik yang terjadi secara alami. Tidak ada efek khusus yang disebabkan oleh fenomena ini, cuma saja dogma masyarakat setempat yang seringkali mengkaitkan peristiwa ini dengan akan hadirnya musibah, seperti gempa bumi atau meletusnya gunung berapi.
Mitos Cincin Matahari
Menurut Prof. Dr. Sudibyakto, M.S., seorang pengamat iklim dari UGM, fenomena tersebut umumterjadi dan sama sekali tidak ada kaitannya dengan kejadian musibah, mirip gempa bumi atau letusan gunung berapi.
Halo yang terlihat melingkari matahari yaitu hasil pembelokan cahaya matahari oleh partikel uap air di atmosfer. Halo terbentuk sebab adanya dispersi butir-butir es atau air pada awan cirrus oleh sinar ultraviolet.
Sudibyakto menambahkan, bahwa hallo matahari bergotong-royong sama dengan proses terbentuknya pelangi pada pagi atau sore hari setelah hujan akhir pembiasan sinar matahari. Lengkungan pelangi sering tampakdi bagian bawah cakrawala alasannya partikel uap air yang membelokkan cahaya matahari berkumpul di bagian bawah atmosfer. Sedangkan pada kondisi halo, lengkungan terlihat mengitari matahari.
Belum ada Komentar untuk "Fenomena Optis Halo Matahari – Penyebab & Prosesnya"
Posting Komentar